MODEL PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISME
A.
Pengertian
Pembelajaran Kontruktivisme
Menurut Jalaluddin (1997), kontruktivisme
merupakan suatu aliran yang berupaya membangun tata susunan hidup hidup
kebudayaan yang bercorak modern. Kontruktivisme berupaya membina suatu konsep
yang luas dan mengenal tujuan pokok yang tertinggi dalam kehidupan ummat
manusia.
Menurut R.Wills Dahar, bahwa sebagai filsafat belajar, kontruktivisme sudah
terungkap dalam tulisan Glambattista
Vico 1710, bahwa orang hanya dapat benar-benar memahami yang dikontruksinya
sendiri.
Menurut teori operan conditioning, bahwa individu harus secara aktif “MEMBANGUN”
pengetahuan dan keterampilannya dalam bidang informasi yang ada di peroleh
dalam proses membangun kerangka oleh pelajar dari lingkungan diluar dirinya (Brunner 1990). Secara sosiologis
pembelajaran kontruktivismemerupakan integrasi dari belajar kolaborasi dan
koperatif dalam meningkatkan pengubahan secara konseptual.
Dari beberapa pengertian diatas,
dapat kita ambil kesimpulan bahwa kontruktivisme adalah suatu aliran yang
berupaya membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern dan
bersifat subjektif bukan objektif,pengetahuan tidak pernah tunggal pengetahuan
merupakan realitas plural,kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas dan tidak sekonyong-konyongnya.
Tujuan kontrukstivisme adalah
menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam
konteks nyata yang mendorong sibelajar untuk berfikir dan berfikir ulang lalu
mendemonstrasikan.
Ada beberapa tujuan yang ingin
diwujudkan dalm model pembelajaran kontruktivisme, antara lain:
1. Memotivasi
siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri
2. Mengembangkan
kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri jawabannya.
3. Membantu
siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman,konsep secara lengkap.
4. Mengembangkan
kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
Prinsip-prinsip
pembelajaran kontruksitivisme secara umum,
1. Menghadapi
masalahyang relevan dengan siswa
2. Struktur
pembelajaran seputar konsep utama pentingnhya sebuah pertanyaan
3. Mencari
dan menilai pendapat siswa
4. Menyesuaikan
kurikilum untuk menanggapi anggapan siswa
5. Menilai
belajar siswa dalam konteks pembelajaran
Ciri-ciri Model
Pembelajaran Kontruktivisme
1.
Memberi peluang kepada
murid membina penmgetahuan baru melalui penglibatan dalam sebenarnya
2.
Menggalakkan soalan/ide
yang dimulakan oleh murid dan menggunakannya sebagai panduan merancang
pengajaran
3.
Menyokong pembelajaran
secara kooperatif
4.
Mengambil sikap dalam
pembawaan murid
5.
Mengambil dapatan
kajian bagaimana murid belajar dan sesuatu idea
6.
Menggalakkan menerima
daya usaha dan autonomimurid
7.
Menggalakkan murid
bertanya dan berdialog dengan murid dan guru menganggap pembelajaran
8.
Menggalakkan proses inquiri murid melalui
kajian dan eksperimen
Widodo (2004) mengidentifikasi lima hal penting
yang berkaitan dengan belajar dan mengajar menurut pembelajaran
konstruktivisme, yaitu :
1. Pembelajar telah memiliki
pengetahuan awal. Tidak ada pembelajar yang otaknya benar-benar kosong.
Pengetahuan awal yang dimiliki pembelajar memainkan peran penting saat dia
belajar tentang sesuatu hal yang ada kaitannya dengan apa yang telah diketahui.
2. belajar merupakan proses
pengkonstruksian suatu pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki.
3. Belajar adalah perubahan konsepsi
pembelajar. Karena pembelajar telah memiliki pengetahuan awal, maka belajar
adalah proses pengubah pengetahuan awal siswa sesuai dengan konsep yang
diyakini “benar” atau agar pengetahuan awal siswa bisa berkembang menjadi suatu
konstruksi pengetahuan yang lebih besar.
4. Proses pengkonstruksian pengetahuan
berlangsung dalam suatu konteks sosial tertentu, misalnya suatu lingkungan
kelas.
5. Pembelajar bertanggung jawab
terhadap proses belajarnya. Guru atau siapapun tidak dapat memaksa siswa untuk
belajar, sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengatur proses berpikir
seseorang. Guru hanyalah menyiapkan kondisi yang memungkinkan siswa belajar,
namun apakah siswa benar-benar belajar tergantung pada diri pembelajar itu sendiri.
B.
Langkah-langkah
Model Pembelajaran Kontruktivisme
1. Proses belajar kontruktivistik
secara konseptual
Prosesbelajar jika dipandang dari
pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar kedalam diri siswa kepada
pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada
pemuktahiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi
rosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari pada fakta-fakta yang
terlepas-lepas.
2. Peranan siswa.
Menurut pandangan ini belajar
merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan
oleh si belajar.Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun
konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Guru memang
dapat dan harus mengambil prakarsa untuk menata lingkungan yang memberi peluang
optimal bagi terjadinya belajar. Namun yang akhirnya paling menentukan adalah
terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa itu sendiri.
3. Peranan guru.
Dalam pendekatan ini guru atau
pendidik berperan membantu agar proses pengkontruksian pengetahuan oleh siswa
berjalan lancar. Guru tidak mentransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya,
melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri.
4. Sarana belajar.
Pendekatan ini menekankan bahwa
peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktifitas siswa dalam mengkontruksi
pengetahuannya sendiri.Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan,
lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan
tersebut.
5. Evaluasi.
Pandangan ini mengemukakan bahwa
lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai pandangan dan
interpretasi terhadap realitas, kontruksi pengetahuan, serta
aktifitas-aktifitas lain yang didasarkan pada pengalaman.
C.
Kelebihan
dan Kelemahan Model Pembelajaran Kontruktivisme
v Kelebihan
model pembelajaran kontruktivisme, diantaranya:
1. Berfikir
Dalam proses
pembinaan pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjana
ide dan membuat keputusan.
2. Faham
Oleh karena
murid terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan
lebih paham dan boleh mengaplikasikannya dalam semua situasi.
3. Ingat
Oleh karena
murid terlibat langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua
konsep. Yakin murid melalui pandekatan ini membina sendiri kefahaman mereka.Dan
justru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi
baru.
4. Kemahiran
Sosial
Kemahiran sosial
dipengaruhi apabila berinteraksi dengan rekan dan guru dalam membina
pengetahuan baru.
5. Seronok
Murid terlibat
secara terus menerus, mereka faham, ingat, yakin dan berinteraksi dengan sehat,
maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina pengetahuan baru.
v Kelemahan
model pembelajaran kontruktivisme, diantaranya:
1. Membutuhkan
waktu yang lama
Kurangnya waktu
yang dapat memberikan dampak negative yang menimbulkan kekurangan yang begitu
relefan dalam proses belajar mengajar.
2. Mengharuskan
menyiapkan bahan ajar
Bahan ajar yang
banyak digunakan untuk proses belajar sangat di perlukan, jika tidak ada bahan
ajar maka seorang guru harus dapat membuat/mempersiakannya.
3. Kurangnya
refleksi yang diberikan oleh guru
Harus dapat memberikan
penilaian sebagai refleksi tentang pa yang telah dipelajari.
No comments:
Post a Comment