qu

qu

Saturday, April 6, 2013

model pembelajaran konstruktivisme


MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

A.    Pengertian Pembelajaran Kontruktivisme
Menurut Jalaluddin (1997), kontruktivisme merupakan suatu aliran yang berupaya membangun tata susunan hidup hidup kebudayaan yang bercorak modern. Kontruktivisme berupaya membina suatu konsep yang luas dan mengenal tujuan pokok yang tertinggi dalam kehidupan ummat manusia.
Menurut R.Wills Dahar, bahwa sebagai filsafat belajar, kontruktivisme sudah terungkap dalam tulisan Glambattista Vico 1710, bahwa orang hanya dapat benar-benar memahami yang dikontruksinya sendiri.
Menurut teori operan conditioning, bahwa individu harus secara aktif “MEMBANGUN” pengetahuan dan keterampilannya dalam bidang informasi yang ada di peroleh dalam proses membangun kerangka oleh pelajar dari lingkungan diluar dirinya (Brunner 1990). Secara sosiologis pembelajaran kontruktivismemerupakan integrasi dari belajar kolaborasi dan koperatif dalam meningkatkan pengubahan secara konseptual.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa kontruktivisme adalah suatu aliran yang berupaya membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern dan bersifat subjektif bukan objektif,pengetahuan tidak pernah tunggal pengetahuan merupakan realitas plural,kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyongnya.
Tujuan kontrukstivisme adalah menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam konteks nyata yang mendorong sibelajar untuk berfikir dan berfikir ulang lalu mendemonstrasikan.
Ada beberapa tujuan yang ingin diwujudkan dalm model pembelajaran kontruktivisme, antara lain:
1.      Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri
2.      Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri jawabannya.
3.      Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman,konsep secara lengkap.
4.      Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
Prinsip-prinsip pembelajaran kontruksitivisme secara umum,
1.    Menghadapi masalahyang relevan dengan siswa
2.    Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnhya sebuah pertanyaan
3.    Mencari dan menilai pendapat siswa
4.    Menyesuaikan kurikilum untuk menanggapi anggapan siswa
5.    Menilai belajar siswa dalam konteks pembelajaran

Ciri-ciri Model Pembelajaran Kontruktivisme
1.    Memberi peluang kepada murid membina penmgetahuan baru melalui penglibatan dalam sebenarnya
2.    Menggalakkan soalan/ide yang dimulakan oleh murid dan menggunakannya sebagai panduan merancang pengajaran
3.    Menyokong pembelajaran secara kooperatif
4.    Mengambil sikap dalam pembawaan murid
5.    Mengambil dapatan kajian bagaimana murid belajar dan sesuatu idea
6.    Menggalakkan menerima daya usaha dan autonomimurid
7.    Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid dan guru menganggap pembelajaran
8.    Menggalakkan proses inquiri murid melalui kajian dan eksperimen

Widodo (2004) mengidentifikasi lima hal penting yang berkaitan dengan belajar dan mengajar menurut pembelajaran konstruktivisme, yaitu :
1.    Pembelajar telah memiliki pengetahuan awal. Tidak ada pembelajar yang otaknya benar-benar kosong. Pengetahuan awal yang dimiliki pembelajar memainkan peran penting saat dia belajar tentang sesuatu hal yang ada kaitannya dengan apa yang telah diketahui.
2.    belajar merupakan proses pengkonstruksian suatu pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki.
3.    Belajar adalah perubahan konsepsi pembelajar. Karena pembelajar telah memiliki pengetahuan awal, maka belajar adalah proses pengubah pengetahuan awal siswa sesuai dengan konsep yang diyakini “benar” atau agar pengetahuan awal siswa bisa berkembang menjadi suatu konstruksi pengetahuan yang lebih besar.
4.    Proses pengkonstruksian pengetahuan berlangsung dalam suatu konteks sosial tertentu, misalnya suatu lingkungan kelas.
5.    Pembelajar bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. Guru atau siapapun tidak dapat memaksa siswa untuk belajar, sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengatur proses berpikir seseorang. Guru hanyalah menyiapkan kondisi yang memungkinkan siswa belajar, namun apakah siswa benar-benar belajar tergantung pada diri pembelajar itu sendiri.
B.     Langkah-langkah Model Pembelajaran  Kontruktivisme
1.      Proses belajar kontruktivistik secara konseptual
Prosesbelajar jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar kedalam diri siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemuktahiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi rosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari pada fakta-fakta yang terlepas-lepas.

2.      Peranan siswa.
Menurut pandangan ini belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar.Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Guru memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk menata lingkungan yang memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun yang akhirnya paling menentukan adalah terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa itu sendiri.

3.      Peranan guru.
Dalam pendekatan ini guru atau pendidik berperan membantu agar proses pengkontruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak mentransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri.

4.      Sarana belajar.
Pendekatan ini menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktifitas siswa dalam mengkontruksi pengetahuannya sendiri.Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut.

5.      Evaluasi.
Pandangan ini mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas, kontruksi pengetahuan, serta aktifitas-aktifitas lain yang didasarkan pada pengalaman.

C.    Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kontruktivisme
v Kelebihan model pembelajaran kontruktivisme, diantaranya:
1.      Berfikir
Dalam proses pembinaan pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjana ide dan membuat keputusan.
2.      Faham
Oleh karena murid terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan boleh mengaplikasikannya dalam semua situasi.
3.      Ingat
Oleh karena murid terlibat langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Yakin murid melalui pandekatan ini membina sendiri kefahaman mereka.Dan justru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.
4.      Kemahiran Sosial
Kemahiran sosial dipengaruhi apabila berinteraksi dengan rekan dan guru dalam membina pengetahuan baru.
5.      Seronok
Murid terlibat secara terus menerus, mereka faham, ingat, yakin dan berinteraksi dengan sehat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina pengetahuan baru.
v Kelemahan model pembelajaran kontruktivisme, diantaranya:
1.      Membutuhkan waktu yang lama
Kurangnya waktu yang dapat memberikan dampak negative yang menimbulkan kekurangan yang begitu relefan dalam proses belajar mengajar.
2.      Mengharuskan menyiapkan bahan ajar
Bahan ajar yang banyak digunakan untuk proses belajar sangat di perlukan, jika tidak ada bahan ajar maka seorang guru harus dapat membuat/mempersiakannya.
3.      Kurangnya refleksi yang diberikan oleh guru
Harus dapat memberikan penilaian sebagai refleksi tentang pa yang telah dipelajari.

No comments:

Post a Comment