MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE
JIGSAW
A.
Pengertian
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan
oleh Elliot Aroson
dan teman-temannya di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasikan oleh Slavin
SanTeman-teman di Universitas John Hopkink(Arends,2001).
Pembelajaran jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran
dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas bagian
materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya(Arend,1997).
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh
Aroson.et.al.sebagai metode cooperative learning. Teknik ini dapat digunakan
dalam pengajaran membaca, menulis, mendengar,kan ataupun berbicara. Dalam
teknik ini juga, guru memperhatikan skema ini agar bahan pelajaran lebih
bermakna.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan
model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan
yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pembelajaran
yang harus di pelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok
lain(Arend,2007).
Dari pengertian beberapa ahli diatas, dapat kita
ambil kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif jigsaw didesain untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan
juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengerjakan materi
tersubut pada anggota yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung
dengan yang lainnya dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari
materi yang ditugaskan.
A.
Langkah-langkah
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Menurut Trianto dalam buku mendesain model
pembelajaran inovatif-progresif, langkah-langkah pembelajaran kooperatf tipe
iniadalah:
Ø Siswa
dibagi atas beberapa kelompok(tiap kelompok anggotanya 5-6 orang)
Ø Materi
yang diberikan kepada kelompok siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi
menjadi beberapa subbab.
Ø Setiap
anggota kelompok membaca subbab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk
mempelajarinya. Misalnya, jika materi yang disampaikan mengenai system eksresi.
Maka seorang siswa dari satu kelompok mempelajari tentang ginjal, siswa yang
lain dari kelompoknya mempelajari tentang paru-paru, begitupun siswa yang
lainnya.
Ø Anggota
kelompok lain yang telah mempelajari subbab yang sama bertamu dalam
kelompok-kelompok ahli setelah kembali kekelompoknya bertugas mengajari
teman-temannya.
Ø Pada
pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis
individu.
Jigsaw tipe II dikembangkan oleh Slavin (Roy
Killen,1996) dengan sedikit perbedaan. Dalam palajar koperatif tipe Jigsaw,
secara umum sisa dikelompokkan dengan cara heterogen dalam kemampuan.
Masing-masing anggota kelompok secara acak ditugaskan untuk menjadi ahli
(expert)sebagai aspek tertentu dari kelompok yang telah dikuat.
Ada perbedaan mendasar antara pembelajaran Jigsaw I
dengan Jigsaw II, jika jigsaw I awalnya siswa hanya belajar konsep tertentu
yang akan menjadi spesialisasinya sementara konsep-konsep yang lainnya dapat
melalui diskusi yang dibentuk dengan teman-temannya. Sedangkan pada tipe Jigsaw
II ini setiap siswa memperoleh kemampuan belajar secara keseluruhan konsep(sean
read) sebelum ia belajar spesialisasinya intuk menjadi ekspert.
Langkah-langkah pembelajaran tipe Jigsaw II adalah:
1. Orientasi
Pendidikan
menyampaikan tujuan yang diberikan sebelum pembelajaran dimulai sebelum siswa
sudah ditugasjan membaca materi pelajaran dirumah sehingga disekolah melalui
kelompok ahli siswa akan lebih memantapkan lagi dengan memperdalam setiap
bagian materi yang akan dipelajari.
2. Pengelompokkan
Sebelum
dikelompokkan siswa di rangking berdasarkan hasil kemampuan.
3. Pemberian
kelompok expert
Tiap kelompok
diberikan konsep matematika sesuai dengan kemampuannya dalam kegiatan
penelitian ini. Penilaian tersebut mempertimbangkan karakteristik materi
pemaparan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam pelaksanaan kegiatan
embelajaran.
4. Diskusi
Setelah kelompok
ahli memahami materi yang dipelajari, maka kelompok ahli kembali ke grup
masing-masing.Setiap orang dalam grup memiliki keahlian masing-masing dan
bertanggung jawab ntuk berbagi pengetahuan dengan teman-temanya dalam grup
tersebut.
5. Tes(penilaian)
Pada fase ini
guru memberikan tes tertulis untuk dikerjakanoleh siswa yang membuat seluruh
konsep yang didiskusikan.Pada tes ini siswa tidak diperkenankan untuk
bekerjasama.Jika mungkin tempat duduknya agak berjauhan.
6. Pengakuan
kelompok
Penilaian pada
kelompok pembelajaran Kooperatif berdasarkan skor peningkatan individu tidak
didasarkanpada skor akhir yng diperoleh siswa.Setiap siswa dapat memberikan
kontribusipoin maksimum pada kelompoknya didasarkan pada skor kuis mereka
melampaui skor dasar mereka.
B.
Kelebihan
dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
v Kelebihan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw, adalah:
1. Memacu
siswa untuk lebih aktif, kreatif serta bertanggungjawab terhadap proses belajarnya.
2. Mendorong
siswa untuk berfikir kritis
3. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan
materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut.
4. Diskusi
tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk
menjadi aktif dalam diskusi tersebut.
5. Melibatkan
semua anggota kelompok dalam diskusi
6. Melatih
siswa mengemukakan pendapat. Gagasan dari ide-ide.
v Kelemahan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw, adalah:
1. Kegiatan
balajar-mengajar membutuhkan lebih bnyak waktu dibandingkan metode yang
lainnya.
2. Bagi
guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap kelompok membutuhkan
penanganan yang berbeda.
3. Model
ini paling cocok diterapkan di daerah yang kultur belajarnya sudah kondusif.
No comments:
Post a Comment