qu

qu

Wednesday, June 20, 2012

Model- model pembelajaran


Model- model pembelajaran
1.      Ciri model pembelajaran yang baik
-     Adanya keterlibatan intelektual – emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap.
-  Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran.
-   Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik.
-       Penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran.

2.      Model-model pembelajaran
a)     Examples non examples
Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode example and nonexample antara lain:
1.   Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memper- luas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek
2.  Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan non example
3.   Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.

Contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD
Langkah-langkah :
-       Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
-       Guru menempelkan gambar di papan atau di tayangkan melalui OHP
-      Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk      memperhatikan / menganalisis gambar
-     Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut di catat pada kertas
-       Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasildiskusinya
-   Mulai dari komentar /hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan meteri sesuai tujuan yang ingin dicapai
-       Kesimpulan

b)     Numbered heads together
Kepala bernomor (spencer kagan :1992)
Langkah-langkah model pembelajaran Numbered heads together :
-  Peserta didik dibagi dalam kelompok setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapatkan nomor
-       Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
-    Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya / mengetahui jawabannya
-  Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan peserta didik yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama diskusi kelompoknya
-      Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain, dst
-       Kesimpulan

c)    Picture and picture
Langkah-langkah
1.    Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Pada langkah ini guru diharapkan untuk menyampai apaka yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
2.  Menyajikan materi sebagai pengantar, penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
3.      Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dalam pembelajaran bahasa Inggris atau bahasa Indonesia siswa dapat mencerikan kronologi, jalan cerita atau maksud dari gambar yang ditunjukan. Dalam Pelajaran Matematika dapat digambarkan tentang kubus, segitiga atau lainnya dari sini dapat digambarkan mengenai diagonal, diagonal ruang, tinggi atau luas bidang..
4.  Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.
5.    Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Usahakan agar proses diskusi berlangsung dengan tertib dan terkendali, ingat disini adalah Diskusi, bukan debat, jadi guru harus mampu mengendalikan situasi yang terjadi sebagai moderator utamanya dengan memberika sedikit penjelasan jika terdapat kendala dalam diskusi sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
6.    Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indicator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.
7.     Kesimpulan/rangkuman
Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman.

Kebaikan dari metode ini adalah:
1.      Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2.      Melatih berpikir logis dan sistematis.

d)     Cooperative script
(dansereau cs, 1985)
Model pembelajaran kooperatif memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru, melainkan juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran yaitu teman sebaya. Dalam pembelajaran kooperatif, para siswa dilatih untuk dapat kerja sama dan mengakui perbedaan pendapat dengan orang lain, sedangkan cooperative script adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah
-      Guru membagi peserta didik untuk berpasangan
-      Guru membagikan wacana / materi untuk dibaca dan dibuat ringkasannya
-  Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
-       Pembaca membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
-     Peserta didik yang lain menyimak / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghafal ide-ide pokok dengan materi lainnya
-  Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukarmenjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakuka hal yang sama seperti halnya diatas
-       Kesimpulan peserta didik bersama-sama dengan guru
-       Penutup

e)      Kepala bernomor struktur
(modifikasi dari number heads)
Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). NHT pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk (1993). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.  Menurut Kagan (2007) model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran. Sintaks NHT dijelaskan sebagai berikut:
a. Penomoran
Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.
 b.   Pengajuan Pertanyaan
Langkah berikutnya adalah pengajuan pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.
c.     Berpikir Bersama
Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.
 d.    Pemberian Jawaban
langkah terakhir yaitu guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.
Dengan melihat sintaksnya saja, Anda pasti dapat mengira-ngira apa saja kelebihan dari model ini,sebagaimana dijelaskan oleh Hill (!993) dalam Tryana (2008) bahwa model NHT memiliki kelebihan diataranya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, mampu memperdalam pamahaman siswa, menyenangkan siswa dalam belajar, mengembangkan sikap positif siswa, mengembangkan sikap kepemimpinan siswa, mengembangkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan rasa percaya diri siwa, mengembangkan rasa saling memiliki, serta mengembangkan keterampilan untuk masa depan.

Langkah-langkah
-  Peserta didik dibagi dalam kelompok. Setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapatkan nomor
-     Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai.
Misalnya : peserta didik nomor satu bertugas mencatat soal. Peserta didik nomor dua mengerjakan soal dan peserta didik nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
-   Jika perlu, guru bisa menyuruh kerjasama antar kelompok. Peserta didik disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa peserta didik bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini peserta didik dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokan hasil kerjasama mereka
-          Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
-          Kesimpulan

f)       Student teams-achievement divisions
Tim siswa kelompok prestasi (slavin, 1995)
STAD melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok atas pembelajaran dalam kelompok yg terdiri dari anggota dengan kemampuan yang berbeda-beda. Slavin (1995) mengemukakan ada 5 langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, yaitu:
1)      Persiapan
Pada tahap ini guru memulainya dengan menyampaikan kepada siswa apa yang hendak dipelajari dan mengapa hal itu penting. Selanjutnya guru menyampaikan secara khusus tujuan pembelajaran.
2)      Penyajian Materi
Dalam mengembangkan materi pembelajaran perlu ditekankan beberapa hal sebagai berikut: (a) mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok; (b) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan sekadar hafalan; (c) memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa; (d) memberi penjelasan atau alasan mengapa jawaban itu benar atau salah dan (e) beralih pada materi berikutnya jika siswa telah memahami masalah yang ada,
3)      Tahap Kerja Kelompok
Pada tahap ini, siswa diberi kertas kerja sebagai bahan yang akan dipelajari dalam bentuk open-ended tasks. Dalam kerja kelompok ini siswa saling berbagi tugas, saling bantu menyelesaikan tugas dengan target setiap anggota kelompok mampu memahami materi secara benar. Salah satu kerja kerja dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru harus mampu berperan sebagai fasilitator dan motivator kerja kelompok.

Selanjutnya langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
a.    Mintalah anggota kelompok untuk memindahkan meja/bangku agar mereka berkumpul menjadi satu kelompok.
b.     Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok.
c.     Bagikan lembar kegiatan siswa.
d.    Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan temannya.
e.   Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis.
f.   Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang lain bekerja dan sebagainya.

 4)   Tahap Tes Individu
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes secara individual atau quiz mengenai materi yang telah dipelajari dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan openended tasks dimana tes individu dilakukan pada akhir setiap pertemuan. Tujuannya agar siswa dapat menunjukkan pemahaman dan apa yang telah dipelajari sebelumnya
5)      Tahap Penghargaan
Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok. Skor kelompok adalah rata-rata dari peningkatan individu dalam kelompok tersebut. Penghargaan diberikan pada anggota tim yang paling baik/berprestasi. Penghargaan kelompok dilakukan dalam tahapan berikut ini: a) Menghitung skor individu kelompok. b) Nilai perkembangan individu dihitung berdasarkan selisih perolehan skor tes awal dan tes berikutnya, sehingga setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk memberi sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya.
STAD di atas, dapat dirangkum dalam Langkah-langkah
-     Membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen (prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
-       Guru menyajikan pelajaran
-   Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok
-     Guru memberikan quis / pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab quis tidak boleh saling membantu
-        Memberi evaluasi
-        Kesimpulan

g)      Jigsaw (model tim ahli)
(aronson, blaney, stephen, sikes, and snapp, 1978)
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).
Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai berikut :
1.      Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. maupun kelompok asal.
2.      Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
3.      Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
4. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
5.  Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran.
6.     Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dapat di rangkum dalam Langkah-langkah sebagai berikut
-          peserta didik dikelompokkan ke dalam 4 orang tim dan setiap tim atau kelompok beranggotakan 4 orang atau lebih.
-          tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda yang disesuaikan dengan materi yang telah diberikan.
-          tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang telah dibagi dari bagian tugas tim yang di tugaskan
-          anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian / sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
-          setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian menjelaskan kepada teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tim anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
-          tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
-          guru memberi evaluasi dari hasil diskusi semua tim
-          penutup

h)      make – a match
mencari pasangan (lorna curran, 1994)
Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut:
-          Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
-          Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
-          Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
-          Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Artinya siswa yang kebetulan mendapat kartu ‘soal’ maka harus mencari pasangan yang memegang kartu ‘ jawaban soal’ secepat mungkin. Demikian juga sebaliknya.
-          Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
-          Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
-          Demikian seterusnya sampai semua kartu soal dan jawaban jatuh ke semua siswa.
-          Kesimpulan / penutup.

i)        Problem based intruction
(pembelajaran berdasarkan masalah)
Langkah-langkah
-          Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi peserta didik untuk terlibat dalm aktivitas pemecahan masalah yang dipilih
-          Guru memmbantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut  (menetapkan topik, tugas, jadwa, dll)
-          Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah.
-          Guru membantu peserta didik dalam merencanakan / menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
-          Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

j)        Artikulasi
Langkah-langkah
-          Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
-          Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
-          Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
-          Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
-          Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
-          Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.
-          Kesimpulan/penutup.

k)      Debate
Langkah-langkah
-          Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok peserta debat, yang satu pro dan yang lainnya kontra.
-          Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan diperdebatkan oleh kedua kelompok diatas.
-          Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian setelah selesai ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
-          Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide yang diharapkan.
-          Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkapkan.
-          Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

l)        Role playing
Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya  pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik.

Langkah-langkah
-          Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
-          Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar..
-          Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
-          Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
-          Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.
-          Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.
-          Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.
-          Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
-          Guru memberikan kesimpulan secara umum.
-          Evaluasi.
-          Penutup

m)    Think pair and share
(frank lyman, 1985)
Langkah-langkah
-          Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
-          Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.
-          Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
-          Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
-          Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.
-          Kesimpulan/Penutup.

n)      Group investigation
(sharan, 1992)
Langkah-langkahnya dapat dirangkum sebagai berikut:
-          Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.
-          Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
-          Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain.
-          Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif  yang bersifat penemuan.
-          Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
-          Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan.
-          Evaluasi.
-          Penutup.


o)      Tebak kata
Metode ini berguna untuk kelas yang aktif dalam kelas. Pengertian aktif terdapat 2 (dua) macam, yaitu:
1.      aktif dalam arti selalu atau suka berbicara meski tidak dalam pembelajaran.
2.       aktif dalam arti siswa mau dan mampu berfikir dan bertanya jika menemukan kesulitan.

Langkah-langkah
-          Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
-          Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas.
-          Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga,di saku baju atau dikalungkan.
-          Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. Jawaban yang tepat apabila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
-          Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain(memancing) asal jangan langsung memberi tahu jawabannya.
-          Dan seterusnya.

p)      Explisit intruction
Pembelajaran langsung (rosenshina &stevens, 1986)
Prinsip model pembelajaran
Pembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi langkah bertahap.
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
Model Pembelajaran Explicit Instruction/Pengajaran Langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan  dengan pola selangkah demi selangkah.
-          Menyampaikan kompetensi/tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa.
-          Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.
-          Membimbing pelatihan kepada siswa.
-          Mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik.
-          Memberikan kesempatan kepada siswa untuk latihan lanjutan.
-          Kesimpulan.

q)      Talking stick
Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku), sebagaimana dikemukakan Carol Locust berikut ini.
Langkah-langkah
-          Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
-          Guru menyiapkan sebuah tongkat.
-          Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi lebih lanjut.
-          Setelah siswa selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya dan mepersiapkan diri menjawab pertanyaan guru.
-          Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, jika siswa sudah dapat menjawabnya maka tongkat diserahkan kepada siswa lain. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
-          Guru memberikan kesimpulan.
-          Evaluasi.
-          Penutup.

r)       Bertukar pasangan
Suatu metode pembelajaran yang dilaksanakan dengan membagi siswa menjadi berpasangan untuk mengerjakan suatu tugas dari guru kemudian salah satu pasangan dari kelompok tersebut bergabung dengan pasangan lain untuk saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban masing-masing.
Langkah-langkah
-          Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
-          Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
-          Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kempok yang lain.
-          Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
-          Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
-          Kesimpulan.
-          Penutup.
Kelebihan metode pembelajaran bertukar pasangan, yaitu:
1.      Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama mempertahankan pendapat.
2.      Semua siswa terlibat.
3.      Melatih siswa untuk lebih teliti, cermat, cepat dan tepat.

Kelemahan metode pembelajaran bertukar pasangan, yaitu:
1.      Proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lama.
2.      Guru tidak dapat mengetahui kemampuan siswa masing-masing.
3.      Siswa kurang konsentrasi.

s)       Snowball throwing
Langkah-langkah
-          Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin dicapai.
-          Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
-          Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
-          Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
-          Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.
-          Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
-          Evaluasi.
-          Penutup.

Kelebihan model pembelajaran snowball throwing adalah:
1. Melatih kesiapan siswa
2. Saling memberikan pengetahuan

Kekurangan model pembelajaran snowball throwing adalah:
1. Pengetahuan tidak luas hanya berkutat ada pengetahuan sekitar
                                     siswa.
2. Tidak efektif.

t)       Course review horay
Model pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak’hore!’ atau yel-yel lainnya yang disukai.
Langkah-langkah
-          Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
-          Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.
-          Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya jawab.
-          Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa.
-          Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salah diisi tanda silang (x).
-          Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya.
-          Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh.
-          Kesimpulan.
-          Penutup.

Kelebihan Model Pembelajaran Corse Review Horay
-          Pembelajarannya menarik dan mendorong siswa untuk dapat terjun kedalamnya.
-          Pembelajarannya tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan.
-          Siswa lebih semangat belajar karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan
-          Melatih kerjasama



Kelemahan Model Pembelajaran Course Review Horay
-          Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan
-          Adanya peluang untuk curang

u)      Demonstration
Langkah-langkah
-          Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
-          Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.
-          Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.
-          Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.
-          Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.
-          Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan.
-          Guru dan siswa membuat suatu kesimpulan.
-          Penutup

v)      Cooperative integrated reading and composition (CIRC)
Cooperative Integrated Reading and Composition merupakan sebuah rancangan komprehensif untuk pengajaran membaca dan menulis bagi siswa tingkat sekolah dasar ( SD ). CIRC mengutamakan kemampuan berdasarkan membaca kelompok.
Pada metode ini, dibentuk kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap wacana/ atau kliping yang diberikan.
Langkah-langkah
-          Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara heterogen.
-          Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
-          Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas.
-          Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
-          Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
-          Penutup.
Adapun yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran ini adalah :
Kelebihan :
·         Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas.
·         Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.
Kekurangan :
·         Pada saat dilakukan presentasi, terjadi kecenderungan hanya siswa pintar yang secara aktif tampil menyampaikan pendapat dan gagasan.
w)    Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana siswa/peserta didik belajar mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri.
Langkah-langkah
-          Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/KD.
-          Guru mendemonstrasikan/menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran.
-          Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melalui bagan/peta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara bergiliran
-          Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
-          Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
-          Penutup.

x)      Inside-outside circle (lingkaran kecil-lingkaran besar)
(Spencer kagan)
Inside-Outside-Circle adalah mode pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan  yang berbeda  dengan ssingkat dan teratur.
“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”
Langkah-langkah
-          Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
-          Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok beranggotakan 3-4 orang.
-          Tiap-tiap kelompok  mendapat tugas mencari informasi berdasarkan pembagian tugas dari guru ( misal : latar cerita, tokoh cerita, watak tokoh, pesan/amanat, dsb).
-          Setiap kelompok belajar mandiri, mencari informasi berdasarkan tugas yang diberikan.
-          Setelah selesai, maka seluruh siswa berkumpul saling membaur (tidak berdasarkan kelompok).
-          Separuh kelas lalu berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.
-          Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam.
-          Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.
-          Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
-          Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya, sampai seluruh siswa selesai berbagi informasi.
Kelebihan:
Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan.
Kekurangan:
1.      Membutuhkan ruang kelas yang besar.
2.      Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau.
3.      Rumit untuk dilakukan.
y)      Mind mapping
Mind mapping, disebut pemetaan pikiran atau peta pikiran, adalah salah satu cara mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa belajar. Mind mapping bisa juga dikategorikan sebagai teknik mencatat kreatif.


Langkah-langkah
-          Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
-          Guru mengemukakan konsep / permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta didik dan sebaliknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
-          Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
-          Tiap kelompok menginventarisasi / mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
-          Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
-          Dari data-data di papan peserta didik diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang di sediakan guru

No comments:

Post a Comment