Model-
model pembelajaran
1.
Ciri model
pembelajaran yang baik
- Adanya keterlibatan
intelektual – emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis,
berbuat, dan pembentukan sikap.
- Adanya
keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model
pembelajaran.
- Guru bertindak
sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar
peserta didik.
- Penggunaan berbagai
metode, alat dan media pembelajaran.
2.
Model-model
pembelajaran
a) Examples non
examples
Menurut Buehl (1996)
keuntungan dari metode example and nonexample antara lain:
1. Siswa berangkat dari satu
definisi yang selanjutnya digunakan untuk memper- luas pemahaman konsepnya
dengan lebih mendalam dan lebih komplek
2. Siswa terlibat dalam satu proses
discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara
progresif melalui pengalaman dari example dan non example
3. Siswa diberi sesuatu yang
berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan
mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa
bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada
bagian example.
Contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD
Langkah-langkah :
- Guru mempersiapkan
gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
- Guru menempelkan
gambar di papan atau di tayangkan melalui OHP
- Guru memberi
petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan /
menganalisis gambar
- Melalui diskusi
kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut
di catat pada kertas
- Tiap kelompok
diberi kesempatan membacakan hasildiskusinya
- Mulai dari komentar
/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan meteri sesuai tujuan yang
ingin dicapai
- Kesimpulan
b) Numbered heads
together
Kepala bernomor (spencer kagan :1992)
Langkah-langkah model pembelajaran Numbered heads
together :
- Peserta didik
dibagi dalam kelompok setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapatkan
nomor
- Guru memberikan
tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
- Kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya / mengetahui jawabannya
- Guru memanggil
salah satu nomor peserta didik dan peserta didik yang nomornya dipanggil
melaporkan hasil kerjasama diskusi kelompoknya
- Tanggapan dari
teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain, dst
- Kesimpulan
c) Picture and picture
Langkah-langkah
1.
Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Pada langkah ini guru diharapkan untuk menyampai apaka yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
Pada langkah ini guru diharapkan untuk menyampai apaka yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
2. Menyajikan
materi sebagai pengantar, penyajian materi sebagai pengantar
sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan
pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini.
Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama
ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi
akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang
dipelajari.
3.
Guru menunjukkan/memperlihatkan
gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh
guru atau oleh temannya. Dalam pembelajaran bahasa Inggris atau bahasa
Indonesia siswa dapat mencerikan kronologi, jalan cerita atau maksud dari
gambar yang ditunjukan. Dalam Pelajaran Matematika dapat digambarkan tentang
kubus, segitiga atau lainnya dari sini dapat digambarkan mengenai diagonal,
diagonal ruang, tinggi atau luas bidang..
4. Guru
menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis.
Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.
Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.
5. Guru
menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Usahakan agar proses diskusi berlangsung dengan tertib dan terkendali, ingat disini adalah Diskusi, bukan debat, jadi guru harus mampu mengendalikan situasi yang terjadi sebagai moderator utamanya dengan memberika sedikit penjelasan jika terdapat kendala dalam diskusi sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Usahakan agar proses diskusi berlangsung dengan tertib dan terkendali, ingat disini adalah Diskusi, bukan debat, jadi guru harus mampu mengendalikan situasi yang terjadi sebagai moderator utamanya dengan memberika sedikit penjelasan jika terdapat kendala dalam diskusi sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
6. Dari
alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indicator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indicator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.
7. Kesimpulan/rangkuman
Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman.
Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman.
Kebaikan dari metode ini adalah:
1.
Guru lebih mengetahui kemampuan
masing-masing siswa.
2.
Melatih berpikir logis dan
sistematis.
d)
Cooperative script
(dansereau cs, 1985)
Model
pembelajaran kooperatif memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan
semata-mata harus diperoleh dari guru, melainkan juga dari pihak lain yang
terlibat dalam pembelajaran yaitu teman sebaya. Dalam pembelajaran kooperatif,
para siswa dilatih untuk dapat kerja sama dan mengakui perbedaan pendapat
dengan orang lain, sedangkan cooperative script adalah metode belajar dimana
siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari
materi yang dipelajari.
Langkah-langkah
- Guru membagi
peserta didik untuk berpasangan
- Guru membagikan
wacana / materi untuk dibaca dan dibuat ringkasannya
- Guru dan peserta
didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang
berperan sebagai pendengar
- Pembaca membacakan
ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam
ringkasannya.
- Peserta didik yang
lain menyimak / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu
mengingat / menghafal ide-ide pokok dengan materi lainnya
- Bertukar peran,
semula sebagai pembicara ditukarmenjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakuka
hal yang sama seperti halnya diatas
- Kesimpulan peserta
didik bersama-sama dengan guru
- Penutup
e)
Kepala bernomor
struktur
(modifikasi dari number heads)
Number Head Together adalah suatu
Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam
mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya
dipresentasikan di depan kelas (Rahayu,
2006). NHT pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk
(1993). Model NHT adalah
bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada
struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Menurut Kagan (2007) model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung
melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta
berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam
pembelajaran. Sintaks NHT dijelaskan sebagai berikut:
a. Penomoran
Penomoran adalah hal
yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa
nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai
dengan jumlah siswa di dalam kelompok.
b. Pengajuan
Pertanyaan
Langkah berikutnya
adalah pengajuan pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa.
Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang
memang sedang di pelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi
dari yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang
bervariasi pula.
c. Berpikir Bersama
Setelah mendapatkan
pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban
dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota
mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.
d. Pemberian
Jawaban
langkah terakhir yaitu guru menyebut
salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru
secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyan tersebut,
selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat
tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama
menanggapi jawaban tersebut.
Dengan melihat
sintaksnya saja, Anda pasti dapat mengira-ngira apa saja kelebihan dari model
ini,sebagaimana dijelaskan oleh Hill (!993) dalam Tryana (2008) bahwa model NHT
memiliki kelebihan diataranya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, mampu
memperdalam pamahaman siswa, menyenangkan siswa dalam belajar, mengembangkan
sikap positif siswa, mengembangkan sikap kepemimpinan siswa, mengembangkan rasa
ingin tahu siswa, meningkatkan rasa percaya diri siwa, mengembangkan rasa
saling memiliki, serta mengembangkan keterampilan untuk masa depan.
Langkah-langkah
- Peserta didik
dibagi dalam kelompok. Setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapatkan
nomor
- Penugasan diberikan
kepada setiap peserta didik berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai.
Misalnya : peserta didik nomor satu bertugas mencatat
soal. Peserta didik nomor dua mengerjakan soal dan peserta didik nomor tiga
melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
- Jika perlu, guru
bisa menyuruh kerjasama antar kelompok. Peserta didik disuruh keluar dari
kelompoknya dan bergabung bersama beberapa peserta didik bernomor sama dari
kelompok lain. Dalam kesempatan ini peserta didik dengan tugas yang sama bisa
saling membantu atau mencocokan hasil kerjasama mereka
-
Laporkan hasil dan
tanggapan dari kelompok yang lain
-
Kesimpulan
f)
Student
teams-achievement divisions
Tim siswa kelompok prestasi (slavin, 1995)
STAD melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab
kelompok atas pembelajaran dalam kelompok yg terdiri dari anggota dengan
kemampuan yang berbeda-beda. Slavin (1995) mengemukakan ada 5 langkah
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, yaitu:
1)
Persiapan
Pada tahap ini guru memulainya dengan menyampaikan kepada siswa apa yang hendak dipelajari dan mengapa hal itu penting. Selanjutnya guru menyampaikan secara khusus tujuan pembelajaran.
Pada tahap ini guru memulainya dengan menyampaikan kepada siswa apa yang hendak dipelajari dan mengapa hal itu penting. Selanjutnya guru menyampaikan secara khusus tujuan pembelajaran.
2)
Penyajian Materi
Dalam mengembangkan materi pembelajaran perlu
ditekankan beberapa hal sebagai berikut: (a) mengembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok; (b) menekankan
bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan sekadar hafalan; (c) memberikan
umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa; (d) memberi
penjelasan atau alasan mengapa jawaban itu benar atau salah dan (e) beralih
pada materi berikutnya jika siswa telah memahami masalah yang ada,
3)
Tahap Kerja Kelompok
Pada tahap ini, siswa diberi kertas kerja sebagai
bahan yang akan dipelajari dalam bentuk open-ended tasks. Dalam kerja kelompok
ini siswa saling berbagi tugas, saling bantu menyelesaikan tugas dengan target
setiap anggota kelompok mampu memahami materi secara benar. Salah satu kerja
kerja dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru harus mampu
berperan sebagai fasilitator dan motivator kerja kelompok.
Selanjutnya langkah-langkah yang perlu dilakukan
oleh guru adalah sebagai berikut:
a. Mintalah anggota
kelompok untuk memindahkan meja/bangku agar mereka berkumpul menjadi satu
kelompok.
b. Berilah waktu lebih
kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok.
c. Bagikan lembar kegiatan
siswa.
d. Serahkan pada siswa
untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung
pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing
siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan temannya.
e. Tekankan pada siswa
bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman-teman satu
kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis.
f. Sementara siswa bekerja
dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok
yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam
kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang lain bekerja dan
sebagainya.
4) Tahap Tes Individu
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar
telah dicapai, diadakan tes secara individual atau quiz mengenai materi yang
telah dipelajari dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan openended tasks
dimana tes individu dilakukan pada akhir setiap pertemuan. Tujuannya agar siswa
dapat menunjukkan pemahaman dan apa yang telah dipelajari sebelumnya
5)
Tahap Penghargaan
Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin
peningkatan kelompok. Skor kelompok adalah rata-rata dari peningkatan individu
dalam kelompok tersebut. Penghargaan diberikan pada anggota tim yang paling
baik/berprestasi. Penghargaan kelompok dilakukan dalam tahapan berikut ini: a)
Menghitung skor individu kelompok. b) Nilai perkembangan individu dihitung
berdasarkan selisih perolehan skor tes awal dan tes berikutnya, sehingga setiap
anggota memiliki kesempatan yang sama untuk memberi sumbangan skor maksimal
bagi kelompoknya.
STAD di atas, dapat dirangkum dalam Langkah-langkah
- Membentuk kelompok
yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen (prestasi, jenis kelamin,
suku, dll)
- Guru menyajikan
pelajaran
- Guru memberikan
tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok
- Guru memberikan
quis / pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab quis tidak
boleh saling membantu
- Memberi evaluasi
-
Kesimpulan
g)
Jigsaw (model tim
ahli)
(aronson, blaney, stephen, sikes, and snapp, 1978)
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan
teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan
teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).
Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai berikut :
1.
Guru membagi suatu kelas menjadi
beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan
kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota
dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang
akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian
materi pembelajaran tersebut. maupun kelompok asal.
2.
Setelah siswa berdiskusi dalam
kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi
masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk
menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat
menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
3.
Guru memberikan kuis untuk siswa
secara individual.
4. Guru memberikan penghargaan pada
kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil
belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
5. Materi sebaiknya secara alami
dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran.
6. Perlu diperhatikan bahwa jika
menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu
tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Dapat di rangkum dalam Langkah-langkah sebagai berikut
-
peserta didik
dikelompokkan ke dalam 4 orang tim dan setiap tim atau kelompok beranggotakan 4
orang atau lebih.
-
tiap orang dalam
tim diberi bagian materi yang berbeda yang disesuaikan dengan materi yang telah
diberikan.
-
tiap orang dalam
tim diberi bagian materi yang telah dibagi dari bagian tugas tim yang di
tugaskan
-
anggota dari tim
yang berbeda yang telah mempelajari bagian / sub bab yang sama bertemu dalam
kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
-
setelah selesai
diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian
menjelaskan kepada teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan
tim anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
-
tiap tim ahli
mempresentasikan hasil diskusi
-
guru memberi
evaluasi dari hasil diskusi semua tim
-
penutup
h)
make – a match
mencari pasangan (lorna curran, 1994)
Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari
pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang
dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Langkah-langkah penerapan metode make a match
sebagai berikut:
-
Guru menyiapkan beberapa kartu
yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya
satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
-
Setiap siswa mendapat satu buah
kartu.
-
Tiap siswa memikirkan
jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
-
Setiap siswa mencari pasangan
yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Artinya siswa yang kebetulan
mendapat kartu ‘soal’ maka harus mencari pasangan yang memegang kartu ‘ jawaban
soal’ secepat mungkin. Demikian juga sebaliknya.
-
Setiap siswa yang dapat
mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
-
Setelah satu babak kartu dikocok
lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
-
Demikian seterusnya sampai semua
kartu soal dan jawaban jatuh ke semua siswa.
-
Kesimpulan / penutup.
i)
Problem based intruction
(pembelajaran berdasarkan masalah)
Langkah-langkah
-
Guru menjelaskan kompetensi yang
akan dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.
Memotivasi peserta didik untuk terlibat dalm aktivitas pemecahan masalah yang
dipilih
-
Guru memmbantu peserta didik
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut (menetapkan topik,
tugas, jadwa, dll)
-
Guru mendorong peserta didik
untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah.
-
Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan / menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka
berbagi tugas dengan temannya
-
Guru membantu peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses
yang mereka gunakan.
j)
Artikulasi
Langkah-langkah
-
Guru menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai.
-
Guru menyajikan materi
sebagaimana biasa.
-
Untuk mengetahui daya serap
siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
-
Menugaskan salah satu siswa dari
pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya
mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu
juga kelompok lainnya.
-
Menugaskan siswa secara
bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya
sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
-
Guru mengulangi/menjelaskan
kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.
-
Kesimpulan/penutup.
k)
Debate
Langkah-langkah
-
Guru membagi siswa menjadi 2
kelompok peserta debat, yang satu pro dan yang lainnya kontra.
-
Guru memberikan tugas untuk
membaca materi yang akan diperdebatkan oleh kedua kelompok diatas.
-
Setelah selesai membaca materi,
Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu,
kemudian setelah selesai ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya
sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
-
Sementara siswa menyampaikan
gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan
sejumlah ide yang diharapkan.
-
Guru menambahkan konsep/ide yang
belum terungkapkan.
-
Dari data-data yang diungkapkan
tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada
topik yang ingin dicapai.
l)
Role playing
Bermain
peran merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan
dengan hubungan antarmanusia (interpersonal relationship), terutama yang
menyangkut kehidupan peserta didik.
Langkah-langkah
-
Guru menyusun/menyiapkan skenario
yang akan ditampilkan.
-
Menunjuk beberapa siswa untuk
mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan
Belajar Mengajar..
-
Guru membentuk kelompok siswa
yang anggotanya 5 orang.
-
Memberikan penjelasan tentang
kompetensi yang ingin dicapai.
-
Memanggil para siswa yang sudah
ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.
-
Masing-masing siswa berada di
kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.
-
Setelah selesai ditampilkan,
masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian
atas penampilan masing-masing kelompok.
-
Masing-masing kelompok
menyampaikan hasil kesimpulannya.
-
Guru memberikan kesimpulan secara
umum.
-
Evaluasi.
-
Penutup
m)
Think pair and share
(frank lyman, 1985)
Langkah-langkah
-
Guru menyampaikan inti
materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
-
Siswa diminta untuk
berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.
-
Siswa diminta
berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil
pemikiran masing-masing.
-
Guru memimpin pleno
kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
-
Berawal dari kegiatan
tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah
materi yang belum diungkapkan para siswa.
-
Kesimpulan/Penutup.
n)
Group investigation
(sharan, 1992)
-
Guru membagi kelas dalam beberapa
kelompok heterogen.
-
Guru menjelaskan maksud
pembelajaran dan tugas kelompok.
-
Guru memanggil ketua kelompok dan
setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok
lain.
-
Masing-masing kelompok membahas
materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan.
-
Setelah selesai diskusi, juru
bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
-
Guru memberikan penjelasan
singkat sekaligus memberi kesimpulan.
-
Evaluasi.
-
Penutup.
o) Tebak kata
Metode ini berguna untuk kelas yang aktif dalam
kelas. Pengertian aktif terdapat 2 (dua) macam, yaitu:
1.
aktif dalam arti selalu
atau suka berbicara meski tidak dalam pembelajaran.
2.
aktif dalam arti siswa mau dan mampu berfikir
dan bertanya jika menemukan kesulitan.
Langkah-langkah
-
Guru menjelaskan kompetensi yang
ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
-
Guru menyuruh siswa berdiri
berpasangan di depan kelas.
-
Seorang siswa diberi kartu yang
berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang
lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca
(dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga,di saku baju
atau dikalungkan.
-
Sementara siswa membawa kartu
10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya
menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. Jawaban yang tepat apabila sesuai
dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
-
Apabila jawabannya tepat (sesuai
yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada
waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain(memancing)
asal jangan langsung memberi tahu jawabannya.
-
Dan seterusnya.
p) Explisit intruction
Pembelajaran langsung (rosenshina &stevens, 1986)
Prinsip model pembelajaran
Pembelajaran ini
cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah
demi langkah bertahap.
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
Model Pembelajaran Explicit Instruction/Pengajaran Langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
Model Pembelajaran Explicit Instruction/Pengajaran Langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
-
Menyampaikan kompetensi/tujuan
pembelajaran dan mempersiapkan siswa.
-
Mendemonstrasikan pengetahuan dan
ketrampilan.
-
Membimbing pelatihan kepada
siswa.
-
Mengecek pemahaman siswa dan
memberikan umpan balik.
-
Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk latihan lanjutan.
-
Kesimpulan.
q) Talking stick
Talking
Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang
pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara
atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku), sebagaimana
dikemukakan Carol Locust
berikut ini.
Langkah-langkah
-
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran/KD.
-
Guru menyiapkan sebuah tongkat.
-
Guru menyampaikan materi pokok
yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca
dan mempelajari materi lebih lanjut.
-
Setelah siswa selesai membaca
materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya dan
mepersiapkan diri menjawab pertanyaan guru.
-
Guru mengambil tongkat dan
memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang
memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, jika siswa sudah dapat menjawabnya
maka tongkat diserahkan kepada siswa lain. Demikian seterusnya sampai sebagian
besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
-
Guru memberikan kesimpulan.
-
Evaluasi.
-
Penutup.
r) Bertukar pasangan
Suatu metode
pembelajaran yang dilaksanakan dengan membagi siswa menjadi berpasangan untuk
mengerjakan suatu tugas dari guru kemudian salah satu pasangan dari kelompok
tersebut bergabung dengan pasangan lain untuk saling menanyakan dan mengukuhkan
jawaban masing-masing.
Langkah-langkah
-
Siswa dibentuk berkelompok secara
berpasangan/2 orang (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri
pasangannya).
-
Guru memberikan tugas dan siswa
mengerjakan tugas dengan pasangannya.
-
Setelah selesai setiap pasangan
bergabung dengan satu pasangan dari kempok yang lain.
-
Kedua pasangan tersebut bertukar
pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari
kepastian jawaban mereka.
-
Temuan baru yang didapat dari
pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
-
Kesimpulan.
-
Penutup.
Kelebihan
metode pembelajaran bertukar pasangan, yaitu:
1. Siswa dilatih
untuk dapat bekerjasama mempertahankan pendapat.
2. Semua siswa
terlibat.
3. Melatih siswa
untuk lebih teliti, cermat, cepat dan tepat.
Kelemahan
metode pembelajaran bertukar pasangan, yaitu:
1. Proses
pembelajaran membutuhkan waktu yang lama.
2. Guru tidak
dapat mengetahui kemampuan siswa masing-masing.
3. Siswa kurang
konsentrasi.
s) Snowball throwing
Langkah-langkah
-
Guru menyampaikan pengantar
materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin dicapai.
-
Guru membentuk siswa berkelompok,
lalu memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang
materi.
-
Masing-masing ketua kelompok kembali
ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh
guru kepada temannya.
-
Kemudian masing-masing siswa
diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja
yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
-
Kemudian kertas yang berisi
pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa
yang lain selama ± 15 menit.
-
Setelah siswa dapat satu
bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan
yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
-
Evaluasi.
-
Penutup.
Kelebihan
model pembelajaran snowball throwing adalah:
1. Melatih kesiapan siswa
2. Saling memberikan pengetahuan
Kekurangan model pembelajaran snowball throwing adalah:
1. Pengetahuan tidak luas hanya berkutat ada pengetahuan sekitar siswa.
2. Tidak efektif.
1. Melatih kesiapan siswa
2. Saling memberikan pengetahuan
Kekurangan model pembelajaran snowball throwing adalah:
1. Pengetahuan tidak luas hanya berkutat ada pengetahuan sekitar siswa.
2. Tidak efektif.
t) Course review horay
Model pembelajaran Course Review Horay merupakan
model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan
menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut
diwajibkan berteriak’hore!’ atau yel-yel lainnya yang disukai.
Langkah-langkah
-
Guru menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai.
-
Guru mendemonstrasikan/menyajikan
materi.
-
Memberikan kesempatan kepada
siswa bertanya jawab.
-
Untuk menguji pemahaman, siswa
disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi
angka sesuai dengan selera masing-masing siswa.
-
Guru membaca soal secara acak dan
siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung
didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salah diisi tanda silang
(x).
-
Siswa yang sudah mendapat tanda Ö
vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel
lainnya.
-
Nilai siswa dihitung dari jawaban
benar jumlah horay yang diperoleh.
-
Kesimpulan.
-
Penutup.
Kelebihan Model
Pembelajaran Corse Review Horay
-
Pembelajarannya menarik
dan mendorong siswa untuk dapat terjun kedalamnya.
-
Pembelajarannya tidak
monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan.
-
Siswa lebih semangat
belajar karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan
-
Melatih
kerjasama
Kelemahan
Model Pembelajaran Course Review Horay
-
Siswa aktif dan pasif
nilainya disamakan
-
Adanya peluang untuk
curang
u) Demonstration
Langkah-langkah
-
Guru menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai.
-
Guru menyajikan gambaran sekilas
materi yang akan disampaikan.
-
Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.
-
Menunjuk salah seorang siswa
untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.
-
Seluruh siswa memperhatikan
demontrasi dan menganalisanya.
-
Tiap siswa mengemukakan hasil
analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan.
-
Guru dan siswa membuat suatu
kesimpulan.
-
Penutup
v) Cooperative integrated reading and composition (CIRC)
Cooperative Integrated Reading and Composition merupakan sebuah rancangan
komprehensif untuk pengajaran membaca dan menulis bagi siswa tingkat sekolah
dasar ( SD ). CIRC mengutamakan kemampuan berdasarkan membaca kelompok.
Pada metode ini, dibentuk kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap
wacana/ atau kliping yang diberikan.
Langkah-langkah
-
Membentuk kelompok yang
anggotanya 4 orang siswa secara heterogen.
-
Guru memberikan wacana/kliping
sesuai dengan topik pembelajaran.
-
Siswa bekerja sama saling membacakan
dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan
ditulis pada lembar kertas.
-
Mempresentasikan/membacakan hasil
kelompok.
-
Guru dan siswa membuat kesimpulan
bersama.
-
Penutup.
Adapun yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran ini
adalah :
Kelebihan :
·
Dalam proses belajar mengajar,
siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas.
·
Siswa dilatih untuk dapat
bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.
Kekurangan :
·
Pada saat dilakukan presentasi,
terjadi kecenderungan hanya siswa pintar yang secara aktif tampil menyampaikan
pendapat dan gagasan.
w) Model Pembelajaran Student Facilitator
and Explaining
Model Pembelajaran Student
Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana
siswa/peserta didik belajar mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta
didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara
untuk menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri.
Langkah-langkah
-
Guru menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai/KD.
-
Guru
mendemonstrasikan/menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran.
-
Memberikan kesempatan
siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melalui bagan/peta
konsep. Hal ini bisa dilakukan secara bergiliran
-
Guru menyimpulkan
ide/pendapat dari siswa.
-
Guru menerangkan semua
materi yang disajikan saat itu
-
Penutup.
x) Inside-outside circle (lingkaran kecil-lingkaran besar)
(Spencer
kagan)
Inside-Outside-Circle
adalah mode pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar
(Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang
bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan ssingkat dan teratur.
“Siswa saling
membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan
singkat dan teratur”
Langkah-langkah
-
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran/KD.
-
Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok beranggotakan 3-4 orang.
-
Tiap-tiap kelompok mendapat
tugas mencari informasi berdasarkan pembagian tugas dari guru ( misal : latar
cerita, tokoh cerita, watak tokoh, pesan/amanat, dsb).
-
Setiap kelompok belajar mandiri,
mencari informasi berdasarkan tugas yang diberikan.
-
Setelah selesai, maka seluruh
siswa berkumpul saling membaur (tidak berdasarkan kelompok).
-
Separuh kelas lalu berdiri
membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.
-
Separuh kelas lainnya membentuk
lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam.
-
Dua siswa yang berpasangan dari
lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa
dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.
-
Kemudian siswa berada di
lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar
bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
-
Sekarang giliran siswa berada di
lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya, sampai seluruh
siswa selesai berbagi informasi.
Kelebihan:
Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan.
Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan.
Kekurangan:
1. Membutuhkan
ruang kelas yang besar.
2.
Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan
disalahgunakan untuk bergurau.
3.
Rumit untuk dilakukan.
y)
Mind mapping
Mind mapping, disebut pemetaan pikiran atau peta pikiran, adalah salah satu
cara mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa belajar. Mind mapping bisa
juga dikategorikan sebagai teknik mencatat kreatif.
Langkah-langkah
-
Guru menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai
-
Guru mengemukakan konsep /
permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta didik dan sebaliknya
permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
-
Membentuk kelompok yang
anggotanya 2-3 orang
-
Tiap kelompok menginventarisasi /
mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
-
Tiap kelompok (atau diacak
kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan
mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
-
Dari data-data di papan peserta
didik diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep
yang di sediakan guru
No comments:
Post a Comment